Titel
: WHAT IS LOVE ??? (man pov)
Genre : Romance, Sad
Rating
: G / PG ??
Length : one Shoot
Author : nauly
Note
: HAY SALAM KENAL AKU NAYA AUTHOR BARU, kalo ada yang di atasku (umurnya) pake perkiraan bisa panggil nama, kalau lebih muda panggil ku unnie atau nuna, tpi lebih enak panggil kakak aja #banyakomongniauthor . ah… iya jangan lupa “COMMEND” DILARANG COPAS...!!! tolong hargai penulis baru ini, MAAF KALAU CERITANYA GA NYAMBUNG ^.^v SELAMAT MEMBACA…!!
Kalian tahu, kalau dunia ini luas? Ya aku rasa kalian sudah tahu kalau dunia ini luas, sangat-sangat luas malah. Tapi aku merasa jika dunia ini sangat sempit, karena disetiap ku berada, entah mengapa DIA selalu ada. Apa DIA hantu? Apa DIA bisa menggandakan tubuhnya? Sehingga dia ada dimana-mana? Atau apa haya seseorang yang mirip dengannya?. Seperti saat ini aku melihatnya berada di suatu tempat, yang sama denganku.
Apakah kalian mengira aku gila? Ya, terserah apa yang akan kalian katakana padaku, aku tidak peduli, karena aku pun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apakah aku bodoh? Apakah aku gila? Menyukai seseorang yang bahkan tak ku kenal, berbicara atau sekedar untuk menyapa pun tidak pernah.
Apakah aku menyukainya? TIDAK ! aku rasa aku bukan sekedar menyukainya, tapi aku sudah mencintainya. Mencintai seseorang yang tidak aku kenal, mencintai seseorang yang bahkan tak pernah berbicara atau sekedar menyapa.
Aku masih melihatny, masih menatapnya, masih mengawasi semua gerak-geriknya, dari tempatku berada saat ini. Memperhatikannya dengan seksama , memperhatikan apa yang sedang dia lakukan. Oh tidak…! Aku rasa, aku mulai berfikir hal yang tak mungkin, saat ini aku melihatnya berjalan, mengarah ke tenpatku duduk saat ini.
“apa aku boleh duduk disini? semua tempat sudah penuh”
Ya aku rasa aku sedang tidak bermimpi, dia memang menghampiri ku, hal yang menurutku tak mungkin, ternyata telah menjadi kenyataan.
“ah.. ya silakan”
Jawabku, mempersilakannya duduk. Aku masih tetap memperhatikannya, masih mengamatinya dengan seksama. Aku mulai berfikir, Benarkah? Apa kah dia manusia? Menurutku dia sempurna, malah sangat-sangat sempurna, sehingga tidak dapat di trima oleh pikiran ku jika dia adalah manusia.
Tak ada suara dari kami berdua, hanya ada suara dari orang-orang yang ada disini. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus berdiam diri seperti ini?. Terlalu banyak hal yang ingin ku tanyakan pada nya, tapi ku tak tahu harus mulai semuanya dari mana, dan akhirnya aku hanya dapat memperhatikannya lagi dan lagi.
“apa kah ada hal yang ingin kau katakana?”
“tidak”
“lalu kenapa kau memperhatikan ku terus?”
“aku hanya ingin,, apa kau merasa keberatan?”
“tidak”
Setelah percakapan singkat itu kami mulai lagi seperti tadi, hening. Tak ada pembicaraan di antara kami.
@9 Febuari 2010
Tepat satu bulan dimana aku bertemu dengannya, dan berbicara langsung dengannya di cafΓ©. Aku baru tahu jika dia bersekolah di sekolah yang sama denganku, hanya saja kami derbeda jurusan.
Saat ini aku berada di depan pintu gerbang universitas ku, menanti seseorang, ya dia, dia lah yang ku tunggu. Tak butuh waktu lama aku melihanya berjalan keluar. Tanpa berfikir lagi sebelumnya aku pun langsung mengikutinya. Pekerjaan sambilanku yang sudah aku lakukan selama satu minggu terakhir ini.
Dia berjalan mengarah kesebuah toko, aku sudah tahu kenapa dia tak langsung pulang. Ya karena sesudah pulang sekolah dia akan bekerja di suatu butik, pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang dia ambil di sekolahnya.
Lama aku menunggu, dari saat matahari bersinar dengan cerah, sampai matahari kini tenggelam. Akupun melihatnya keluar dari tempat kerjanya, mengikuti kemana arah tujuannya setelah ini dari belakang. Mungkin kalian akan berfikir betapa bodohnya aku mengikuti seorang gadis dari pagi sampai larut malam, hanya membuat lelah. Tapi tidak denganku, aku merasa biasa saja tak lelah sedikit pun, aku hanya ingin memastikan jika dia baik-baik saja, tidak kurang sedikitpun, dan mencoba untuk melindunginya dengan seluruh kekuatanku yang aku miliki walau aku tak disampingnya.
@12 Febuari 2010
Satu bulan lebih lima hari. Yah… tanpa aku sadari aku selalu menghitung hari-hari yang ku lewati, saat pertama aku berbicara dengnnya, sampai saat ini. Selama itu juga aku mulai mencari-cari apa yang dia suka, dan hal apa yang dia tidak suka.
Dari mulai kesukaannya terhadap semua jenis makanan yang terbuat dari coklat, jus stroberi, diapun suka dengan musim hujan, dia tidak suka dengan makaman yang terlalu pedas, tidak suka dengan suasana yang terlalu ramai, tidak sampai disitu aku pun tahu jika dia sangat suka dengan salah satu GB terkenal dari Korea SNSD.
@15 Febuari 2010
Sore ini, aku berada di taman, masih dengan cerita-cerita ku sebelumnya, aku berada disini karenanya. Aku melihat ada yang berbeda dengannya sedari tadi, dari saat keluar dari pitu gerbang universitas sampai sekarang. Dia terlihat rapuh, tak menunjukan senyumannya yang indah, yang biasa ku lihat di hari sebelumnya. Aku merasa sakit, amat-amat sakit jika melihatnya seperti ini, melihatnya tak berdaya.
Tanpa aku sadari kakiku melangkah menuju kearahnya, mencoba mencari tahu apa yang terjadi sampai membuatnya seperti ini.
“ini” kataku mengulurkan tangan kananku, memberikan sebuah saputangan yang aku bawa.
Dia menoleh kearahku, matanya. Aku tak mampu melihat matanya yang sembab karena terus menerus mengeluarkan air bening, membuat sungai kecil di wajah cantiknya. Dia pun mengambil sapu tangan yang aku pegang tadi.
“trimakasih”
“ne, sama-sama”
Akupun duduk di sebuah bangku, tepat di sampingnya. Kejadian yang sama saat di cafΓ© waktu itu, tak ada kata yang keluar dari mulut kami, hening tak ada percakapan. (5 menit,,, 10 menit,,,15 menit,,,,)
“kenapa?”
“apa?”
“kau, kenapa kau ada di sini?”
“aku hanya lewat, dan tak sengaja melihatmu”
“benar kah?”
“ne”
“kau terlihat sangat kacau, dan tak cantik jika seperti ini”
“apa?”
“kau terlihat lebih manis jika tersenyum. Kemana senyuman cerahmu itu?”
“senyumanku?”
“ya senyumanmu yang indah, maka dari itu tersenyumlah…”
“kau sedang menghiburku?”
“ya mungkin”
“kalau begitu trimakasih”
Percakapan yang singkat tapi memiliki kesan yang sangat dalam menurutku. Aku melihatnya masih dengan wajah yang tidak bersemangat, masih belum menunjukan senyumnya. Ingin sekali aku menariknya dalam dekapanku, dan mengatakan hal yang sejak lama aku pendam, mencoba untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk mengatakannya, tapi rasa takut lebih besar dari keinginanku. Rasa takut akan satu kata.
Dan mana mungkain aku bisa berfikir seperti itu?, mungkin jika aku benar-benar mengatkannya, dia akan menganggapku orang tak waras, dan bisa saja dia menganggapku hanya bermain-main.
“kau kenapa?”
“tidak, tidak kenapa-kenapa”
“ada yang ingin kau katakan?”
“ya”
“apa?”
“saranghae”
“a..apa?”
“saranghae”
Ya akhitnya aku mengatakannya.
Diam, dia hanya diam tidak menjawab. Aku rasa benar dia menganggapku hanya bermain-main. Bagai mana tidak, aku baru satu kali bertemu bengannya secara langsung, bertatap muka dengan jarak sedekat ini. Haya baru satu kali, dan pasti kalian sudah tahu, yaitu saat kami bertemu di cafΓ© waktu itu. Aku mengenalnya, mengetahui namanya, mengetahui apa yang dia suka, dan hal apa yang dia tidak suka, semua itu aku ketahui dengn cara mengikutinya, memata-matainya, mencari tahu semua tentangnya tanpa sepengetahuannya.
“maaf, jika kau menganggapku gila atau mungkin… menganggapku sedang mempermainkanmu tapi jujur aku ha…”
“kenapa?”
“apa?”
“kenapa, baru sekarang?”
“apa kau perlu waktu selama ini untuk mengatakannya?”
“apa kau memiliki perasaan yang sama?”
“ne”
“jadi…?”
“maaf, aku tak bisa”
“kenapa?”
“karena kau terlambat”
“maksudmu?”
“aku dijodohkan, tiga hari lagi aku akan menikah. Kau sudah terlambat”
@18 Febuari 2010
18 Febuariy 2010, tepat jam sembilan pagi, ku berdiri di bawah sebuah pohon yang sangat rindang, yang berada di depan sebuah gereja yang sangat megah nan indah. Menyaksikan sepasang mahluk ciptaan tuhan yang sedang berbahagia saat ini.
Sakit dan menyesal itu yang ku rasa saat ini. Menyesali kebodohanku, menyesali ketakutanku, yang tak berani mengucapkan satu kata padanya saat itu.
Kenapa? Kenapa aku terlambat, mengetahui jika dia memiliki perasaan yang sama pada ku?. Mengapa? Mengapa, aku tidak memiliki keberanian untuk mengatakan semua isi hatiku padanya saat itu?. Dia tahu jika selama ini aku mengikutinya kemanapun dia pergi, dan diapun tahu jika aku selalu mencari tahu semua yang berkaitan dengannya. Tapi kenapa baru saat ini aku tahu semua itu?.
Sekarang haya ada penyesalan dalam hidupku, menyesal membiarkan seseorang yang aku cintai lepas begitu saja, ya memang benar penyesalan selalu datang belakangan. Tidak ada penyesalan yang datang terlabih dahulu kan?.
To:
- My love…
-
My heart…
-
And my everything…
Semoga kau bahagia…
Jangnlah kau terlihat lemah dihadapannya…
Tersenyumlah.
Buatlah dia bersukur karena telah memilikimu,,
Berjanjilah jika kau kan baik-baik saja…
Berjanjilah jika aku takan pernah melihatmu lagi,
seperti saat kita bertemu di taman waktu itu.
Semoga dia bisa menjagamu,lebih baik dari ku,
Yang selalu mencoba melindungimu, walau tak di sampingmu.
Aku tidak akan merebutmu darinya,,,
Walaupun aku sangat mencintaimu, aku akan diam.
Bukan berarti aku tak mampu, dan takut,,,
Aku haya tak mau memerankan tokoh antagonis, di jalan cerita cintamu.
Dan yang harus aku tahu, aku akan selalu mencintaimu
“saranghae “
Sekali lagi semoga kau bahagia.
From: MR CHOI
---THE END---
Gimana? Gantung ya ceritanya? Maaf ne?
kayaknya percakapannya cuma apa? bagainmana? mengapa aja... wkkk #nunjukinmukamemelas
Apapun yang terjadi, bagaimanapun jalan ceritanya, jelek atau pun bagus.
Tolong hargai author, yang telah pusing-pusing (?) buat dan mengetik.
Maka dari itu tolong RCL…
Keritik dan saran author terima, asal kata-katanya baik (?) tanpa bacin.
Makasih udah baca…