Senin, 07 November 2016

[Cerita] Mari Berjuang Bersama

Buat cerita dari kemarin, untuk tugas, ini adalah cerita ke sekian yang aku buat karena cerita sebelumnya aku rasa tidak sesuai #bisadiliatdipossebelumnya. Dibawah ini adalah ceritanya.
#ceritaku


           Aku adalah seseorang yang lahir di kalangan keluarga yang biasa, aku anak tunggal, dari keluargaku.
Orang-orang mengatakan jika menjadi anak tunggal adalah hal yang menyenangkan hidup dengan mudah, meminta semua hal dari orang tua dengan sangat gampannya. Kata siap? Tidak semua anak tunggal seperti itu, aku adalah aku.. seorang yang harus berusaha mendapatkan semua dengan susah payah. Banyak orang-orang diluar sana merasa iri. kenapa? mengapa? benarkah mereka meras begiti irinya padaku? ini bukan lah yang membuatku senang, dan membuatku terkejut, aku merasa geli pada mereka yang mengatakan jika aku adalah anak yang beruntung bisa menjadi anak tunggal.

         Orang tua ku adalah seorang yang sangat penyang, dan pengertian. Saat dia sekolah dulu dia sangat pintar bahkan bisa masuk perguruan tinggi negri (Brawijaya Malang).
Sedangkan aku ? Bahkan sangat sulit masuk keperguruan tinggi Negri yang aku inginkan. Saat ini aku bersekolah di PTS Semarang, secara tidak langsung aku dituntut untuk melampaui orang tua ku. Jika orang tua ku mendapat kan gelar S1 maka aku minimal harus S1, atau mungkin harus lebih tinnggi darinya. Aku hanyalah anak tunggal tak ada yang bisa menggantikan posisi ku. aku memiliki tanggung jawab yang sangat besar menjadi seorang anak. Jadi apakah kalian masih mengatakan menjadi anak tunggal itu menyenangkan ?
Aku tidak mengatakan memiliki adik atau kaka adalah hal yang baik, aku juga tidak mengatakan menjadi anak tunggal adalah hal yang beruntung. 
Semua itu ada pada diri kalian. Apa kah kalian sudah mensukuri kehidupan ini atau belum.
Kau tahu apa yang dikatakan orang tuaku ?
'Bersyukur itu penting'

          Aku sangat ingin sekali membanggakan orangtuaku, lebih tepatnya aku ingin membanggakan Ibuku, wanita yang mengasuhku seorang diri semenjaka aku kecil. karena itu aku mencoba untuk melakukan semua yang bisa aku lakukan, walau pun itu hanyalah hal-hal kecil. setidaknya hal kecil itu akan menjadi sesuatu yang menajubkan jika kita benar-benar melakukannya dengan hati yang terbuka. suatu saat hal kecil yang kita lakukan akan menjadi sesuatu yang sangat ber arti. jadi saat ini aku menjalani hidup ini hanya untuk membahagiakan orang tuaku, dengan cara melakukan hal kecil yang berguna.
   
         Seperti halnya pertanyaan bagaimana cara melampaui orang tua ku? aku nyanya akan menjawab dengan cara berusaha, melakukan hal kecil yang bisa kulalukan, dengan belajar, dan saat kau mendapat kan sesuatau yang baik walau pun sangat kecil maka saat iyu aku akan bersyukur.
Jadi ayo lakukan lah hal yang baik, walau hanya cekecil kerikil, atau pun sekecil butiran debu. Mari kita berdiri bersama dan ayo berjalan melakukan hal yang baik bersama.


[Cerita-Bukan Tugas] What is Love

Titel :  WHAT IS LOVE ??? (man pov)
Genre             : Romance, Sad
Rating       : G / PG ??
Length           : one Shoot
Author           : nauly

Note : HAY SALAM KENAL AKU NAYA AUTHOR BARU, kalo ada yang di atasku (umurnya) pake perkiraan bisa panggil nama, kalau lebih muda panggil ku unnie atau nuna, tpi lebih enak panggil kakak aja #banyakomongniauthor . ah… iya jangan lupa “COMMEND” DILARANG COPAS...!!! tolong hargai penulis baru ini, MAAF KALAU CERITANYA GA NYAMBUNG ^.^v SELAMAT MEMBACA…!!

Kalian tahu, kalau dunia ini luas? Ya aku rasa kalian sudah tahu kalau dunia ini luas, sangat-sangat luas malah. Tapi aku merasa jika dunia ini sangat sempit, karena disetiap ku berada, entah mengapa DIA selalu ada. Apa DIA hantu? Apa DIA bisa menggandakan tubuhnya? Sehingga dia ada dimana-mana? Atau apa haya seseorang yang mirip dengannya?. Seperti saat ini aku melihatnya berada di suatu tempat, yang sama denganku.
Apakah kalian mengira aku gila? Ya, terserah apa yang akan kalian katakana padaku, aku tidak peduli, karena aku pun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apakah aku bodoh? Apakah aku gila? Menyukai seseorang yang bahkan tak ku kenal, berbicara atau sekedar untuk menyapa pun tidak pernah.
Apakah aku menyukainya? TIDAK ! aku rasa aku bukan sekedar menyukainya, tapi aku sudah mencintainya. Mencintai seseorang yang tidak aku kenal, mencintai seseorang yang bahkan tak pernah berbicara atau sekedar menyapa.
Aku masih melihatny, masih menatapnya, masih mengawasi semua gerak-geriknya, dari tempatku berada saat ini. Memperhatikannya dengan seksama , memperhatikan apa yang sedang dia lakukan. Oh tidak…! Aku rasa, aku mulai berfikir hal yang tak mungkin, saat ini aku melihatnya berjalan, mengarah ke tenpatku duduk saat ini.
“apa aku boleh duduk disini? semua tempat sudah penuh”
Ya aku rasa aku sedang tidak bermimpi, dia memang menghampiri ku, hal yang menurutku tak mungkin, ternyata telah menjadi kenyataan.
“ah.. ya silakan”
Jawabku, mempersilakannya duduk. Aku masih tetap memperhatikannya, masih mengamatinya dengan seksama. Aku mulai berfikir, Benarkah? Apa kah dia manusia? Menurutku dia sempurna, malah sangat-sangat sempurna, sehingga tidak dapat di trima oleh pikiran ku jika dia adalah manusia.
Tak ada suara dari kami berdua, hanya ada suara dari orang-orang yang ada disini. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus berdiam diri seperti ini?. Terlalu banyak hal yang ingin ku tanyakan pada nya, tapi ku tak tahu harus mulai semuanya dari mana, dan akhirnya aku hanya dapat memperhatikannya lagi dan lagi.
“apa kah ada hal yang ingin kau katakana?”
“tidak”
“lalu kenapa kau memperhatikan ku terus?”
“aku hanya ingin,, apa kau merasa keberatan?”
“tidak”
Setelah percakapan singkat itu kami mulai lagi seperti tadi, hening. Tak ada pembicaraan di antara kami.

@9 Febuari 2010
Tepat satu bulan dimana aku bertemu dengannya, dan berbicara langsung dengannya di café. Aku baru tahu jika dia bersekolah di sekolah yang sama denganku, hanya saja kami derbeda jurusan.
Saat ini aku berada di depan pintu gerbang universitas ku, menanti seseorang, ya dia, dia lah yang ku tunggu. Tak butuh waktu lama aku melihanya berjalan keluar. Tanpa berfikir lagi sebelumnya aku pun langsung mengikutinya. Pekerjaan sambilanku yang sudah aku lakukan selama satu minggu terakhir ini.
Dia berjalan mengarah kesebuah toko, aku sudah tahu kenapa dia tak langsung pulang. Ya karena sesudah pulang sekolah dia akan bekerja di suatu butik, pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang dia ambil di sekolahnya.
Lama aku menunggu, dari saat matahari bersinar dengan cerah, sampai matahari kini tenggelam. Akupun melihatnya keluar dari tempat kerjanya, mengikuti kemana arah tujuannya setelah ini dari belakang. Mungkin kalian akan berfikir betapa bodohnya aku mengikuti seorang gadis dari pagi sampai larut malam, hanya membuat lelah. Tapi tidak denganku, aku merasa biasa saja tak lelah sedikit pun, aku hanya ingin memastikan jika dia baik-baik saja, tidak kurang sedikitpun, dan mencoba untuk melindunginya dengan seluruh kekuatanku yang aku miliki walau aku tak disampingnya.

@12 Febuari 2010
Satu bulan lebih lima hari. Yah… tanpa aku sadari aku selalu menghitung hari-hari yang ku lewati, saat pertama aku berbicara dengnnya, sampai saat ini. Selama itu juga aku mulai mencari-cari apa yang dia suka, dan hal apa yang dia tidak suka.
Dari mulai kesukaannya terhadap semua jenis makanan yang terbuat dari coklat, jus stroberi, diapun suka dengan musim hujan, dia tidak suka dengan makaman yang terlalu pedas, tidak suka dengan suasana yang terlalu ramai, tidak sampai disitu aku pun tahu jika dia sangat suka dengan salah satu GB terkenal dari Korea SNSD.

@15 Febuari 2010
Sore ini, aku berada di taman, masih dengan cerita-cerita ku sebelumnya, aku berada disini karenanya. Aku melihat ada yang berbeda dengannya sedari tadi, dari saat keluar dari pitu gerbang universitas sampai sekarang. Dia terlihat rapuh, tak menunjukan senyumannya yang indah, yang biasa ku lihat di hari sebelumnya. Aku merasa sakit, amat-amat sakit jika melihatnya seperti ini, melihatnya tak berdaya.
Tanpa aku sadari kakiku melangkah menuju kearahnya, mencoba mencari tahu apa yang terjadi sampai membuatnya seperti ini.
“ini” kataku mengulurkan tangan kananku, memberikan sebuah saputangan yang aku bawa.
Dia menoleh kearahku, matanya. Aku tak mampu melihat matanya yang sembab karena terus menerus mengeluarkan air bening, membuat sungai kecil di wajah cantiknya. Dia pun mengambil sapu tangan yang aku pegang tadi.
“trimakasih”
“ne, sama-sama”
Akupun duduk di sebuah bangku, tepat di sampingnya. Kejadian yang sama saat di café waktu itu, tak ada kata yang keluar dari mulut kami, hening tak ada percakapan. (5 menit,,, 10 menit,,,15 menit,,,,)
“kenapa?”
“apa?”
“kau, kenapa kau ada di sini?”
“aku hanya lewat, dan tak sengaja melihatmu”
“benar kah?”
“ne”
“kau terlihat sangat kacau, dan tak cantik jika seperti ini”
“apa?”
“kau terlihat lebih manis jika tersenyum. Kemana senyuman cerahmu itu?”
“senyumanku?”
“ya senyumanmu yang indah, maka dari itu tersenyumlah…”
“kau sedang menghiburku?”
“ya mungkin”
“kalau begitu trimakasih”
Percakapan yang singkat tapi memiliki kesan yang sangat dalam menurutku. Aku melihatnya masih dengan wajah yang tidak bersemangat, masih belum menunjukan senyumnya. Ingin sekali aku menariknya dalam dekapanku, dan mengatakan hal yang sejak lama aku pendam, mencoba untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk mengatakannya, tapi rasa takut lebih besar dari keinginanku. Rasa takut akan satu kata.
Dan mana mungkain aku bisa berfikir seperti itu?, mungkin jika aku benar-benar mengatkannya, dia akan menganggapku orang tak waras, dan bisa saja dia menganggapku hanya bermain-main.
“kau kenapa?”
“tidak, tidak kenapa-kenapa”
“ada yang ingin kau katakan?”
“ya”
“apa?”
“saranghae”
“a..apa?”
“saranghae”
Ya akhitnya aku mengatakannya.
Diam, dia hanya diam tidak menjawab. Aku rasa benar dia menganggapku hanya bermain-main. Bagai mana tidak, aku baru satu kali bertemu bengannya secara langsung, bertatap muka dengan jarak sedekat ini. Haya baru satu kali, dan pasti kalian sudah tahu, yaitu saat kami bertemu di café waktu itu. Aku mengenalnya, mengetahui namanya, mengetahui apa yang dia suka, dan hal apa yang dia tidak suka, semua itu aku ketahui dengn cara mengikutinya, memata-matainya, mencari tahu  semua tentangnya tanpa sepengetahuannya.
“maaf, jika kau menganggapku gila atau mungkin… menganggapku sedang mempermainkanmu tapi jujur aku ha…
“kenapa?”
“apa?”
“kenapa, baru sekarang?”
“apa kau perlu waktu selama ini untuk mengatakannya?”
“apa kau memiliki perasaan yang sama?”
“ne”
“jadi…?”
“maaf, aku tak bisa”
“kenapa?”
“karena kau terlambat”
“maksudmu?”
“aku dijodohkan, tiga hari lagi aku akan menikah. Kau sudah terlambat”

@18 Febuari 2010
18 Febuariy 2010, tepat jam sembilan pagi, ku berdiri di bawah sebuah pohon yang sangat rindang, yang berada di depan sebuah gereja yang sangat megah nan indah. Menyaksikan sepasang mahluk ciptaan tuhan yang sedang berbahagia saat ini.
Sakit dan menyesal itu yang ku rasa saat ini. Menyesali kebodohanku, menyesali ketakutanku, yang tak berani mengucapkan satu kata padanya saat itu.
Kenapa? Kenapa aku terlambat, mengetahui jika dia memiliki perasaan yang sama pada ku?. Mengapa? Mengapa, aku tidak memiliki keberanian untuk mengatakan semua isi hatiku padanya saat itu?. Dia tahu jika selama ini aku mengikutinya kemanapun dia pergi, dan diapun tahu jika aku selalu mencari tahu semua yang berkaitan dengannya. Tapi kenapa baru saat ini aku tahu semua itu?.
Sekarang haya ada penyesalan dalam hidupku, menyesal membiarkan seseorang yang aku cintai lepas begitu saja, ya memang benar penyesalan selalu datang belakangan. Tidak ada penyesalan yang datang terlabih dahulu kan?.

To: - My love…
- My heart…
- And my everything…
Semoga kau bahagia…
Jangnlah kau terlihat lemah dihadapannya…
Tersenyumlah.
Buatlah dia bersukur karena telah memilikimu,,
Berjanjilah jika kau kan baik-baik saja…
Berjanjilah jika aku takan pernah melihatmu lagi,
seperti saat kita bertemu di taman waktu itu.
Semoga dia bisa menjagamu,lebih baik dari ku,
Yang selalu mencoba melindungimu, walau tak di sampingmu.
Aku tidak akan merebutmu darinya,,,
Walaupun aku sangat mencintaimu, aku akan diam.
Bukan berarti aku tak mampu, dan takut,,,
Aku haya tak mau memerankan tokoh antagonis, di jalan cerita cintamu.
Dan yang harus aku tahu, aku akan selalu mencintaimu
“saranghae “
Sekali lagi semoga kau bahagia.

From: MR CHOI

---THE END---

Gimana? Gantung ya ceritanya? Maaf ne?
kayaknya percakapannya cuma apa? bagainmana? mengapa aja... wkkk #nunjukinmukamemelas
Apapun yang terjadi, bagaimanapun jalan ceritanya, jelek atau pun bagus.
Tolong hargai author, yang telah pusing-pusing (?) buat dan mengetik.
Maka dari itu tolong RCL…
Keritik dan saran author terima, asal kata-katanya baik (?) tanpa bacin.
Makasih udah baca…

[Cerita] Long Distance Love



                                                            LONG DISTANCE LOVE
 
@07.00 am
“sayang bagunlah..!! Sudah pagi”
Aku mengirimkan pesan keseseorang yang jauh di sana.
Klenting...
Suara ponselku menandakan pesan masuk.
“pacarku, apa tidurmu nyenyak ?”
“iya, sekarang kau mau meminum kopi pagimukan?”
“iya saat ini aku sedanga meminumnya”
“Jangan menahan lapar, Cuma karena kau sibuk” percakapan di pesan ini berlanjut.
“tapi, aku sedang makan sup sambil memikirkanmu” balasannya ini benar-benar menggelikan.
“hari ini aku akan keluar menggunakan sepatu yang kau beli”
“sudah jelas, aku tak tahu siapa yang memilihkannya saat itu, tapi yang pasti warnanya sangat cantik”, “aku baru saja mengirimkan pesan yang mengatakan ‘aku cinta kamu’ ”.
“kita akan selalu bersama kan?” balasku lagi
“iya aku janji”.

Seperti inilah kami menjalani hubungan cinta kami, selama tiga tahun menjalani hubungan jarak jauh, kami bahkan tidak percaya dengan kata-kata ‘jauh di mata, jauh juga di hati dan pikiran’.

@esokharinya 07.30am
“sayang, kau sedang apa?”
“ah maaf, bisakah kau menghubungi nanti ? Aku sedang sibuk”
“ah baiklah aku mengerti”

Aku tidak pernah bertanua apa puntentangnya, mencurigainya, dan hal-hal lain yang membuatnya rak nyaman. Karena kami saling percaya, dan mencintai, dan sebenarnya hari ini adalah hari jadi kami yang ke-1000.

@16.30am
Saat ini aku berada di tempat yoga, aku menjadi instruktur yoga disini.
Hari ini bahkan aku takbisa fokis sedikitpun, mataku selalu melihat ke arah ponselku, benar-benar! Dia bilang akan menghubungku tapi sampai saat ini tidak ada satu pesanpun yang masuk.
Apa aku mencoba untuk menghubunginya ?
Tidak aku rasa dia masih sibuk
Tapi kapan dia akan menghubungiku
Hatiku benar-benar dilema ingin menghubunginya atau menunggunya yang menghubungiku.
“baiklah, aku akan menghubunginya”
Tut..tut..tut..tut...
Suara diponselku menunggu jawaban darinya.
“hallo?” jawaban dari ponsel, tapi suaranya berbeda, itu bukkan suara seseorang yang ku kenal, melainkan suara seorang perempuan.
Siapa dia ? Kenapa ponsel ini ada ditangannya ?
“ha..hallo?” bawabku mencoba mencari tahu.
“pemilik ponsel ini sedang mandi sekarang, kau siapa ?”
Tanpa membalas perkataannya aku menutup panggilanku begitu saja.
Aku merasa bingung, dan tak tahu apa yang sedang terjadi ini benar-benar sangat membuatku terkejut.
Sore ini aku hanya duduk di ruang yoga tanpa melakukan apapun, mencobaa mengerti, dan berpikir apa yang terjadi beberapa saat yang lalu.
“kak shin hye? Ada apa denganmu, apa kau baik-baik saja” tanya juniorku
“aku baik-baik saja, aku hanya lelah”
“hemm, benarkah ? Baiklah kalau begitu”
Beberapa saat setelah itu aku memutuskan untuk kembali ke rumah.

Beberapa hari telah berlalu, tapi sampai saat ini aku tidak menghubunginya, bahkan diapun tak menghubungiku. Sampai saat inipun aku masih belum mengerti apa yang terjadi. Setelah lama memikirkan semuanya, aku memutuskan untuk pergi menemuinya, setidaknya kita harus bicara, itu adalah hal yang lebih baik.
Akupun berpikir untuk tidak memberitahunya jika aku akan pergi ke tempatnya berada.

@korea
Setelah aku kembai ketempat kelahiranku kini, aku langsung bersiap menuju ketempatnya berada, aku berjalan menuju rumahnya. Beberapa saat sebelum ku sampai pemandangan yang tak ingun kulihatpun akhirnya kulihat langsung dengan kedua mata ini, Dia bersama dengan seorang wanita, jantungku berdedak sangat kencang tanpa berpikir dua kali aku pun meninggalkan tempat itu.
Aku berjalan dengan cepat semakin menjauh dari rumahnya, terus berjalan menjauh samapai aku berhenti, aku mencoba mencari ponselku di dalam tas, danenghubungi no ponselnya.
“sebaiknya.. ayo kita berpisah”
Setelah mengatakan hal itu aku laangsung mematikan panggilan melalui ponselku.

Aku masih menelusuri jalan ini, tanpa berpikir ingin kembali pulang kerumah. Setiap jalan yang aku lewati mengingatkanku dengannya mulai dari makanan pinggir jalan, toko sepatu, dan beberapa orang yang lewat.
Saat ini matahari telah terbenam, aku melihat beberapa kembang api di awan yang hitam. Hal yang paing menyebalkan adalah, dimana kembang api itu juga mengingatkanku padanya.
Beberapa saat tanpaku inginkan air mata ini mengalir bengitu saja membasahi kedua pipiku.
Klenting
Bunyi menandakan pesan masuk
“apa yang kau maksud kita berpisah”
“kenapa kau, tak menjawab panggilanku?”
“apa yang sebenarnya terjadi”
Banyak sekali pesan masuk darinya, tapi aku tidak memiliki keinginan untuk membalas pesan itu.
Aku berjalan menuju tepi sungai, melihat cahaya lampu kota, dan kembang api yang melukis angkasa, aku melihat jari tanganku, melihat ke arah benda yang belingkar di jari ini. Aku memegang benda bulat ini, benda bulat yang aku pakai dengannya.
Aku mencoba untuk melepaskan cincin yang melingkar di jariku ini.
“mau membuangnya ?” kata seseorang di belakangku.
Aku tak mampu untuk menoleh melihatnya
“iya.. tapi.. aku mencoba melepasnya, Tapi menjengkelkan karena sangat sulit melakukannya” aku menjawab dengan air mata yang mengalir, saat ini aku tidak mampu mengontror emosiku sendiri.
Tiba-tiba aku terkejut merasakan kehangatan, dia.. memberikanku perasaan hangat dengan pelukaannya dari belakang. Aku pun masih menangis tapi saat ini menangis dengan diam
“jangan melepaskannya, cinvin itu dan juga aku”

Setelah kejadian itu saat ini aku berjalan pulang dengannya, bergandengan tangan dengannya.
“sebenarnya, siapa wanita itu ?”
“junior”
“junior? Bukannya pacar ?”
“mana mungkin? Kau adalah kekasihku”
“dulu aku juga juniormu”
“ bagiku kau selalu terlihat sebagai wanita”
“benarkah?”
“aku mencitaimu, dan taukah kau aku sangat lelah hari ini karena kau ?”
“tidak tahu.. dan tidak tahu”
Hari ini jesalahpahaman diantara kita berakhir dan kami menjalin hubungan dari awal.

untuk melihat vidio  klik disini

#cerita ini di buat untuk memenuhi tugas TIK, semua alur dan dialog di ambil dari vidio tersebut, tapi ada beberapa yang ditambah dan diganti. 
sebenarnya cukup sulit membuat cerita untuk tugas ini, katena cerita dan vidio harus sama, itu yang dikatakan temanku, kenapa teman dan bukan dosen ? karena aku tak berangkat saat kuliah TIK di hari pemberian tugas karena urusan keluarga. karena itu aku membuat cerita dengan melihat vidio tersebut. jadi mohon jangan mengatakan saya pelagiat. okeh ? :-)